Review 'When The Devil Calls Your Name'
Setelah
main di ‘Life on Mars’ tahun lalu,
gue jujur sangat menanti-nanti kemistri dari aktor Jung Kyeng Ho dan Park Seong
Woong di drama lainnya karena perpaduan antara dua orang aktor yang
aktingnya super natural itu nggak pernah gagal untuk menarik perhatian
penonton. Apalagi, waktu di drama ‘Life
on Mars’ kemarin, keduanya memainkan peran yang cukup komedik meski
sebenarnya jalan ceritanya cukup serius kalau bisa gue bilang.
Gue
sejujurnya sudah cukup lama mengagumi akting kedua aktor ini, karena selain
memang jam terbang mereka sebagai aktor sudah cukup lama, tapi juga cara mereka
membawakan karakter itu super apik dan natural. Dua-duanya berhasil menghapus
ingatan penonton mengenai peran yang sebelumnya mereka mainkan. Iya, segitu
bagusnya karena mereka benar-benar jadi orang asing lagi buat gue di setiap
drama baru mereka.
Karena
nggak bisa dipungkiri ada beberapa artis yang masih terbelenggu sama karakter
mereka yang sebelumnya. Penyebabnya entah karena karakter yang mereka perankan
terlalu kuat menempel di ingatan para penonton, atau penyebab lain seperti
mungkin aja mereka nggak terlalu menghayati dalam memerankan karakter itu,
sehingga mau nggak mau penonton pun akan selalu diingatkan oleh
karakter-karakter mereka yang sebelumnya.
Atau
kalau diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris sih kurang lebih artinya, ‘When The Devil Calls Your Name’.
Ditambah dengan caption dari Jung Kyeong Ho yang seolah mengisyaratkan
sebuah tanggal; 7.31.
Gue
diem sejenak. Mengamati poster itu cukup lama dengan pikiran-pikiran yang makin
lama makin liar dan rasa seneng yang super banget. Iya, lebay memang.
Beres
liat itu, gue akhirnya langsung cari informasi lebih dalam di google, dan ternyata bener aja, bakal
ada drama baru yang akan dimainkan oleh mereka berdua. Poster drama itu udah
nyebar di semua media baik di Korea maupun di Indonesia. Gue baca dong,
sinopsisnya yang kurang lebih begini:
“Drama ini mengisahkan tentang Ha Rip (Jung Kyeong
Ho), penulis lagu populer yang telah menghasilkan lagu-lagu hit. Ha Rip hidup
dengan kekayaan melimpah, tapi menyimpan sebuah rahasia.
Rahasia Ha Rip adalah, ternyata ia bisa menulis
lagu-lagu populer karena ia telah menjual jiwanya kepada iblis. Iblis tersebut
ternyata adalah aktor papan atas Mo Tae Kang (Park Seong Woong).
Kontrak Ha Rip bersama iblis akan segera selesai,
tetapi Ha Rip mengetahui keberhasilan dan ketenarannya selama ini adalah hasil
dari mengambil bakat dan kehidupan seseorang, yaitu Kim Eui Kyeong (Lee Sol).
Akhirnya Ha Rip berjuang untuk memulihkan kehidupannya
serta kehidupan Eui Kyeong dan orang-orang di sekitarnya. Sementara, dalam
proses tersebut, Ha Rip akhirnya belajar akan esensi kehidupan.
Sementara, Ji Seo Young (Lee El) merupakan CEO
agensi tempat Ha Rip bekerja yang juga jatuh cinta pada seorang iblis. Dia juga
akan memiliki kisah romantis dengan Mo Tae Kang, serta hubungan pertengkaran
dengan Jung Kyeong Ho dan juga Lee Seol.” (Dikutip
dari laman tirto.id dengan sedikit
penyesuaian.)
Kurang
lebih begitu sinopsis dari drama yang udah beres beberapa minggu kemarin ini.
Secara garis besar sih, drama ini sebenarnya menunjukkan bagaimana
manusia-manusia ambisius sebenernya rela melakukan apa aja demi kepentingannya.
Nah,
Jung Kyeong Ho ini pun begitu. Dia jengah
kayaknya terus berada di titik terendah dalam hidupnya, padahal ketika muda, band dia super dicintai oleh banyak
orang. Sayangnya, posisi dia di sana sebagai gitaris, yang mana nggak banyak
gitaris yang mendapatkan spotlight sebanyak
vokalis di dalam sebuah band.
Begitupun dengan dia. Meski sebenarnya lagu-lagu hits dari band mereka itu diciptakan oleh dia, Cuma segelintir orang yang
tahu soal fakta itu, karena sebenarnya yang mereka benar-benar perhatikan
adalah vokalis yang suaranya bagus dan cukup ganteng.
Di
sini, gue nggak akan mendiskusikan soal drama dalam segi teknik (SOK BANGET)
(PADAHAL NGGAK PAHAM-PAHAM AMAT), tapi lebih ke membahas makna apa yang gue
dapatkan setelah menonton drama itu tepat waktu tanpa bolong seharipun.
Kita
balik lagi sebentar nih ke jalan cerita di drama, waktu itu, setelah band bikinan dia bubar dan masing-masing
member berpisah, Jung Kyeong Ho jadi pengangguran dan nggak punya sumber penghasilan
dari manapun, setiap kali dia mau jual lagu bikinan dia, nggak ada satu orang
pun yang mau membelinya, alasannya, sih, tipikal, karena lagu bikinan dia
terlalu outdated.
Singkat
cerita, di momen di mana dia berada di posisi paling bawah dalam sejarah
hidupnya, dia super stres dan ditawari untuk istilahnya kayak me-reset kembali kehidupannya menjadi lebih
baik dengan menjual jiwanya pada iblis.
Nah,
di sini yang mau gue bahas. Soal manusia yang punya sifat natural desperate dan kadang semesta juga nggak
mau diajak kompromi dan berhasil bikin manusia jadi rela melakukan apa aja asalkan
hidupnya sedikit membaik dan bagaimana cara kerja semesta yang sebenarnya.
Pertama,
aktivitas ini sebenernya kalau dipikir, nggak begitu asing bagi kita, bedanya,
sistem dan namanya aja yang beda. Di sini istilahnya tuh Pesugihan. Hahahahahaha. Serius gue ngetik ini sambil ketawa
sekaligus menerka bagian apa yang lucu sebenernya.
Tapi
sekali lagi gue tegaskan, keadaan Ha Rip ini
memang mengenaskan banget. Dia bener-bener miskin dan nggak punya apa-apa
selain gitar tuanya yang menjadi alasan dia masih bertahan hidup.
Gue
akhirnya kayak menerka-nerka soal ini. Pertama, kita tahu pasti kalau Tuhan
nggak akan memberikan cobaan hidup pada hamba-Nya melebihi kapasitas kemampuan
dia dan Tuhan nggak mungkin kasih cobaan tanpa kasih jalan keluar untuk
hambaNya, kan?
Kepikiran
nggak, sih, apakah bisa jadi, cara ini sebenernya memang jawaban Tuhan atas kegelisahan
Ha Rip soal hidupnya yang susah ini?
Bukankah
Tuhan sudah menciptakan skenario untuk semua umatnya dengan rata dan sangat
adil?
Gue
yakin semua manusia nggak pernah jauh dari rasa penyesalan setelah melakukan
atau tidak melakukan setitik hal yang selewat singgah dalam skenarionya.
Termasuk gue. Setiap malam, gue kadang menyesali perbuatan gue di masa lampau,
terus mikir, kenapa gue harus begini? Kenapa gue nggak begitu? Dan akhirnya,
penyesalan itu selalu berakhir pada pikiran bahwa, bukankah itu skenario yang
udah diatur oleh Tuhan dalam hidup kita?
Kayak
misalnya, hari ini, gue berniat untuk mengunjungi Jakarta dan mendatangi sebuah
undangan. Tapi akhirnya, pemikiran-pemikiran lain tiba-tiba muncul dan mengakibatkan
gue nggak jadi ke Jakarta dan malah nyuci baju dan ngetik ginian.
Balik
lagi ke masalah Ha Rip, sepanjang
cerita, gue nggak pernah satu episode pun nggak menemukan dia yang menyesal
soal pilihannya ini. Terus gue kayak…. Nyed… bukankah itu yang lo inginkan?
Tuhan udah sediakan jalan keluar untuk seluruh kesusahan elo kan? Kenapa kudu
nyesel?
Tapi
balik lagi, sih, manusia memang diciptakan sebagai makhluk yang nggak gampang
puas dan selalu nggak tahu kapan harus berhenti. Ha Rip, gue, dan lo semua pun begitu. Karena kita adalah spesies
yang sama, wkwkwkwkwk. Serius nggak ada yang lucu tapi gue ketawa, nggak
bohong.
Aspek lain yang nggak kalah penting selain amanat dari drama ini adalah, OSTnya nggak ada yang gagal. Enak banget didenger, apalagi liriknya yang 'gue-banget', berhasil membuat gue merasa nggak sendirian struggling di dunia yang kejam dan melelahkan ini (halah).
Oh ya, dua lagi dari OST ini dinyanyikan langsung loh sama Jung Kyeong Ho. Suara dia surprisingly bagus banget dan cocok sama vibe retro yang menjadi tema dari lagu yang dia nyanyiin.
Selain itu, ada satu lagu lagi yang menyentuh, dinyanyikan oleh pemeran utama perempuannya, Kim Igyeong (nama aslinya gue lupa), wajib denger sih!
Aspek lain yang nggak kalah penting selain amanat dari drama ini adalah, OSTnya nggak ada yang gagal. Enak banget didenger, apalagi liriknya yang 'gue-banget', berhasil membuat gue merasa nggak sendirian struggling di dunia yang kejam dan melelahkan ini (halah).
Oh ya, dua lagi dari OST ini dinyanyikan langsung loh sama Jung Kyeong Ho. Suara dia surprisingly bagus banget dan cocok sama vibe retro yang menjadi tema dari lagu yang dia nyanyiin.
Selain itu, ada satu lagu lagi yang menyentuh, dinyanyikan oleh pemeran utama perempuannya, Kim Igyeong (nama aslinya gue lupa), wajib denger sih!
Kesel
banget gue, semua yang akan gue keluarkan lewat tulisan kali ini sebenarnya
udah dipetakan di otak, tapi tiba-tiba semuanya hilang dalam satu kedipan mata.
Gue jadi bingung mau nulis apa. Daripada semakin nggak jelas arah
pembicaraannya, mending gue sudahi di sini.
Barangkali
ada yang ingin menyanggah atau mengkritik, atau berdiskusi dengan gue soal hal
ini, bisa banget hubungin gue lewat DM instagram;
@i.t.s.e.h. Siapa tahu, setelah berdiskusi, gue jadi inget apa yang sebenarnya
gue mau tulis. Hahahahaha.
Bhay!
Komentar
Posting Komentar
Silakan berpendapat disini.